Melihat iklan di TV suatu agen perjalanan dibintangi pasangan suami istri yang sedang berselisih tentang tujuan mudiknya, saya jadi tertarik untuk menuliskannya. Bukan tentang agen travel mana yang dipilih, tapi tentang perdebatan ke mana mudiknya.
Bagi pasangan suami istri perantau, tentu harus menentukan di mana mereka melewatkan hari raya, di tempat orangtua suami atau orangtua istri. Jika tidak diperoleh titik temu kesepakatan, kadang masalah ini bisa membuat tak nyaman, apalagi di hari-hari terakhir Ramadhan, nggak enak banget kan?
Di sinilah perlunya komunikasi dan saling mengerti antara suami, istri dan orangtua mereka. Kadang keputusan mereka dipengaruhi juga oleh pendapat orangtua. Misal pasangan suami istri sudah sepakat kali ini mereka akan berlebaran di orangtua istri. Ternyata orangtua suami mendengar rencana mereka dan kurang setuju. Mereka berharap lebaran semua bisa berkumpul di rumah orangtua sang suami. Maka galaulah pasangan suami istri ini...
Hendaknya masing-masing bisa memahami perasaan orang lain. Jika suami paham bahwa istrinya juga ingin berkumpul dengan orangtuanya, seperti halnya dirinya. Demikian pula dengan sang istri. Begitu pula dengan para orangtua, yang kadang lupa bahwa anaknya kini telah menikah dan mempunyai dua pasang orangtua. Tidak perlu merasa dikalahkan jika belum mendapat giliran. Ini bukan tentang perlombaan, ada yang menang dan kalah :-)
Setiap anak pun pasti ingin juga membahagiakan orangtuanya. Tapi kini memang waktunya harus berbagi. Tentu dengan berbagai pertimbangan yang berbeda untuk tiap keluarga. Namun kiranya bisa diputuskan dengan rasa cinta dan kebesaran hati untuk kebahagiaan bersama.
Jadi, mudik ke mana kali ini? Ke rumah orangtua maupun mertua sama saja, syukur bisa keduanya. Yang penting niatkan silaturahim dan bakti pada mereka. Selamat mudik yang bahagia....
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#HariKeDuapuluhDua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar