Sabtu, 24 Juni 2017

Menikmati Kesedihan

Hari Rabu kemarin sang kakak muntah-muntah usai pulangnya dari sholat isya di mushola. Ia tak melanjutkan berjamaah tarawih, pusing katanya. Saya memberinya obat maag, karena tidak ada makanan yang aneh saat buka puasa tadi.

Namun hingga esoknya belum juga sembuh. Badannya pun panas. Kebiasaannya jika demam, ia mengigau saat tidur. Saya menemaninya, memeluknya, memijit kepalanya yang sakit dan mengelus punggungnya yang pegal. Tiba-tiba saya merasa bersalah padanya, selama ini kurang waktu khusus untuknya. Sejak punya dua anak saya harus berbagi waktu dengan adiknya.

Biasanya hampir setiap kegiatan kami jalani bertiga atau bahkan berempat dengan ayahnya. Jarang saya berdua saja dengan si kakak. Tapi dengan sakit ini kami tidur berdua tanpa ada adiknya di tengah, bisa menyuapinya lagi, bisa bercerita hanya berdua saja. Bersyukur adiknya sudah mengerti jika kakak sedang sakit dan perlu perhatian dari saya.

Catatan buat saya agar bisa mengatur strategi hingga dapat meluangkan waktu khusus untuk masing-masing anak, berdua saja dengan kakak dan berdua saja dengan adik. Sehingga mereka merasa tercukupi kebutuhan kasih sayangnya.

Alhamdulillaah, Allah beri peringatan lewat sakitnya kali ini. Meski sedih karena ia sakit yang membuat jadwal mudik kami terlambat, namun ada pelajaran berharga yang bisa diambil. Ada kebahagiaan saat menikmati waktu berdua saja dengannya. Selalu ada hikmah dibalik suatu peristiwa. Belajar mensyukuri apapun keadaan pemberian-Nya...

#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#HariKeDuapuluhSembilan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar