"Mas, ini mobil mainanmu di sini ternyata" teriak si bungsu sambil menunjukkan mobil kakaknya yang ia temukan diantara tumpukan mainannya.
Tak ada raut kesal pada wajahnya. Padahal, sebelumnya sang kakak menyembunyikan boneka kecilnya hingga membuatnya sedih.
Saya, melihat kejadian itu jadi malu. Bahwa anak sekecil itu sudah bisa memaafkan kesalahan kakaknya yang jelas-jelas disengaja. Tanpa ada rasa dendam, bahkan membalasnya. Sedangkan saya, seringkali masih menyimpan rasa kesal, tak terima dan mengingat selalu kesalahan orang lain. Padahal kadang sudah saling memaafkan, secara lisan. Tapi ternyata hati sulit sekali memaafkan secara tulus.
Teringat tausiyah dari seorang ustadz bahwa di zaman Rasulullah ada sahabat yang sudah dijamin masuk surga hingga membuat sahabat lain penasaran terhadapnya. Setelah diikuti kesehariannya, tak ada kegiatan khusus yang dilakukan olehnya. Hingga seorang sahabat menanyakan apakah yang dilakukannya yang belum diketahui orang sampai Rasul mengatakan telah dijamin surga baginya. Ternyata setiap malam sebelum tidur ia selalu memaafkan orang lain.
Ma sya Allah, amalan memaafkan ternyata bisa menjadi jalan masuk surga. Terdengar sederhana ya, memaafkan, namun ternyata butuh keluasan hati dan keikhlasan tingkat tinggi untuk benar-benar melakukannya. Bukan hanya terucap di lisan, namun hingga hati ini sungguh telah ikhlas memaafkannya.
Bismillaah, belajar memaafkan demi mencapai surga-Nya...
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#HariKeDuapuluhDelapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar