Menyimak pertanyaan anak-anak sungguh membuatku berpikir keras. Berbagai pertanyaan sederhana namun susah menjawabnya.
Pernah bungsuku (4yo) kami ajak ke makam ayahku. Kami ingin menunjukkan bahwa kakeknya telah meninggal. Karena selama ini ia menanyakan di mana ayahku. Ketika sampai di makam, ia menanyakan di mana kakek, setelah dijawab beliau dikubur di bawah tanah, ia sedih. Menurutnya kasian kakek sendirian di bawah tanah.
Belum selesai disitu, ia juga menanyakan mengapa bisa meninggal. Aku harus mencari jawaban sederhana namun bisa memuaskannya. Hal ini yang sulit.
Suatu saat ia menanyakan lokasi pada fotoku yang dilihatnya. Kujawab, di Hongkong, saat tugas kantor waktu itu. Ia protes kenapa tak mengajaknya serta. Aku menjelaskan bahwa saat itu dia belum lahir. Tiba-tiba ia teriak, "Berarti aku ikut, kan masih di dalam perut Ibu".
Mendengar celoteh-celotehnya yang lucu, kadang membuat kening berkerut, namun aku mensyukurinya. Itu menunjukkan bahwa ia kritis, rasa ingin tahunya tinggi dan ia berani mengungkapkannya. Dari celotehnya pula aku belajar banyak hal. Belajar bagaimana menjawabnya, belajar lebih dalam tentang tema yang ditanyakan, belajar mencari sumbernya. Dan semuanya itu membuat kami berusaha mendekatkan diri pada-Nya, alhamdulillaah...
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#HariKeLimabelas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar