Menyaksikan acara Akhirussanah sekolah anak-anak membuat saya takjub. Betapa mereka telah berani tampil di depan banyak orang. Walau kadang ada sdikit kesalahan yang mereka lakukan, namun tetap tenang dan melanjutkan tugasnya. The show must go on.
Saya jadi berkaca pada diri sendiri? Beranikah saya kini, sebagai orang tua jika diminta tampil di panggung yang sama? Apalagi jika ada yang keliru, mampukah saya tetap melanjutkan penampilan dengan tenang? Dan bukan malu, lalu lari keluar panggung, atau bahkan tak mau tampil lagi?
Anak-anak mengajarkan pada saya untuk berani. Setidaknya untuk menyampaikan pendapat. Saya jadi ingat beberapa kali saya "dipaksa" tampil oleh anak saya di suatu acara yang kami datangi. Jika MC menawarkan siapa yang berani maju, untuk suatu pertanyaan, anak saya selalu meminta untuk ikut berpartisipasi. Padahal saya termasuk orang yang malu dan malas untuk tampil. Dengan menarik tangan saya, anak-anak mengajak untuk maju. Jika saya menolak mereka ribut bertanya kenapa saya tak mau. Saya terpaksa menuruti mereka, saat itu.
Tapi sejak saat itu saya belajar, bahwa kenapa harus takut, kenapa harus malu dengan jawaban kita sendiri. Apa yang saya takutkan? Salah? Padahal salah pun tak membuat kita mati. Justru dari salah itu kita jadi tahu bagaimana yang benar.
Alhamdulillaah anak-anak memaksa saya untuk berani. Hingga kini saya lebih punya semangat untuk berani salah. Seperti halnya dengan menulis. Berani berlatih dan siap menerima masukan untuk menjadi lebih baik.
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#HariKeDuabelas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar