Pawai Obor di Sikunir, Dieng
Hari Kamis kemarin kami mengunjungi Dieng. Tujuan kami adalah melihat sunrise di puncak Sikunir. Menempuh perjalanan dari Bekasi lewat tol Cipali kami transit dulu di Pekalongan. Rencananya kami mau menempuh rute Barang - Bandar - Batur. Namun setelah mendapat informasi jalan Bandar - Batur lebih sempit dan terjal kami memutuskan lewat jalur Kajen - Kalibening - Batur.
Setelah melewati jalan berkelok-kelok dan menikmati pemandangan yang indah, sampailah kami di Batur. Hawa dingin sudah mulai terasa. Makin naik menuju Dieng makin dingin. Kostum kami sudah lengkap dengan jaket, sarung tangan dan kaos kaki.
Ternyata menuju Sikunir udara tambah dingin. Meski dengan jaket, kami tetap merasa kedinginan. Maghrib kami telah mendapat homestay di dekat Danau Cebong, tak jauh dari puncak Sikunir. Kami istirahat sebentar di homestay.
Selepas isya terdengar pengumuman dari masjid jika akan dilaksanakan pawai obor menyambut Ramadhan. Panitia menghimbau agar warga segera berkumpul. Kami tertarik untuk menyaksikannya. Sekalian keluar untuk makan malam.
Dan waktu kami keluar dari homestay, ma sya Allah...hembusan angin terasa masuk menembus jaket. Tapi suara riuh anak-anak kecil yang menyalakan obor sambil bernasyid sungguh membuat kami tetap bertahan. Sambil menunggu makanan siap kami duduk di teras warung makan memperhatikan warga setempat. Saya melihat keakraban yang terjalin diantara mereka. Ibu-ibu sambil berselimut bercengkerama dengan diselingi tawa. Bapak-bapak menggendong anak kecilnya di belakang tanpa canggung. Mereka semua berbaur, tak ada yang sibuk dengan hand phone. Mereka berinteraksi secara nyata. Sungguh saya merindukan suasana seperti itu. Hal yang sudah sangat jarang saya temui di Bekasi.
Keramahan masyarakatnya masih terasa. Ketika melihat anak saya, seorang bapak menawarkan obornya. Tentu saja anak saya sangat senang. Kami ikut hanyut dalam kegembiraan mereka.
Mengawali Ramadhan kali ini, saya belajar tentang kebahagiaan. Sungguh mudah merasakan bahagia jika kita menikmatinya. Menyambut Ramadhan dengan pawai obor bersama tetangga dan kerabat mungkin menjadi salah satu cara warga Sikunir menikmati kebahagiaan. Sederhana namun begitu dalam maknanya. Ketulusan mereka bisa saya rasakan.
Aaahh...saya jadi rindu suasana penuh keakraban, ketulusan, keramahan yang nyata. Diri kita benar-benar hadir bukan hanya ada namun sebenarnya kita sibuk dengan handphone di genggaman.
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar