Sabtu, 23 September 2017

Adab Sebelum Ilmu

Dulu, saya sering merasa sedih, kecewa terus menyesaaal ketika mendapat info tentang suatu acara seminar atau workshop yang ingin saya datangi namun ternyata gagal terlaksana karena tidak diperkenankan membawa anak. Rasanya gimanaaa, gitu. Padahal manfaatnya juga buat anak.

Ibu rumah tangga tanpa ART dan sering ditinggal suami ke luar kota membuat saya lah yang harus menjaga anak-anak sepenuhnya. Nggak bisa menitipkan pada orang lain, jika saya pergi anak-anak selalu turut serta. Maka jika suatu acara tak memperbolehkan membawa anak, saya tak bisa ikut serta.

Hingga saya mendapat materi tentang adab menuntut ilmu dari Matrikulasi IIP waktu itu. Bu Septi menjelaskan tentang pentingnya menanyakan dulu, apakah suatu majelis ilmu memperbolehkan mengajak anak. Jika tidak, jangan gadaikan kemuliaan anak dengan keinginan kita. Jangan sampai kita mengabaikan anak demi urusan kita.

Benar juga sih, jika bukan kemauan anak, pasti mereka cepat bosan, jadinya rewel. Kita pun jadi tidak bisa maksimal belajar. Niat mencari ilmu tapi malah mengurangi hak anak. Lebih baik menunda dulu belajarnya hingga anak-anak telah siap kita tinggal.
"Bersungguh-sungguhlah di dalam, dan kau akan keluar dengan kesungguhan itu."
Nasihat ini selalu saya ingat. Suami, anak, keluarga dulu prioritas utama.

Terkait dengan hobi saya, beberapa kali mendapat info pelatihan menulis offline. Mata sudah berbinar ingin ikut serta. Namun, lagi-lagi terkendala dengan kondisi. Jika jadwal pelatihan di hari kerja, bisa tidak membawa anak, karena mereka sekolah. Tapi, yang jemput anak-anak siapa? Jika pun mereka ikut jemputan sekolah, sampai rumah tak ada orang jika saya pergi. Kalau pelatihan week end, masih bisa ikut jika ada kids corner, kalau tak? Aaahh...masih harus sering membaca lagi mantra dari Bu Septi.

Rejeki itu pasti, kemuliaan yang dicari. Rasanya kalimat itu juga pas untuk meyakinkan saya bahwa sekarang belum rejeki saya ikut beberapa pelatihan offline itu. Pasti ada hikmah di balik semua ini. Apa yang saya dapat jika banyak mendapat ilmu baru tapi menjauhkan saya dari-Nya, dari perintah-Nya? Bahwa saya harus menjaga dengan baik amanah-Nya?

Kembali meluruskan niat...semua untuk Allah. Mainkan saja peran kita sekarang, biarlah Allah yang mengatur kesudahannya. Terus belajar...banyak jalan menuju kesuksesan..in sya Allah.

#MenulisUntukBelajar
#BelajarUntukMenulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar