Rabu, 31 Mei 2017

Kelemahanku dan Cara Mengatasinya

Kelemahan dan Cara Mengatasinya

Sejak kecil aku takut ketinggian. Aku masih ingat aku tak berani naik permainan jungkat jungkit. Pernah sekali naik bersama ibuku, pas posisi di atas rasanya takut banget. Aku sudah teriak minta turun sambil menangis. Main ayunan juga sama, deg degan. Entah lah, mungkin memang sudah bawaan sejak lahir.

Repotnya ketika melewati jembatan penyeberangan yang berada di atas. Aduuuh…itu rasanya lutut seperti tak bertulang, lemas. Kalau masih bisa menyeberang lewat bawah aku pilih itu saja. Suatu ketika tak ada pilihan lain,  aku harus lewat jembatan penyeberangan. Dengan segala kekuatan aku mencoba naik. Sampai tengah jembatan mataku melihat mobil yang berlalu lalang di bawah, seeeer hati langsung ciut. Kakiku tak mau kuajak melangkah. Aku bingung, untuk turun pilihannya maju atau mundur. Tapi keduanya sama-sama melintasi jembatan ini. Akhirnya aku maju sambil jongkok karena takutnya.

Sadar akan kelemahan ini, aku tak diam diri. Aku berusaha melawannya, yah..paling tidak bisa mengurangi supaya nggak parah banget. Beberapa hal yang kulakukan untuk mengatasi rasa takutku adalah :

1. Berlatih naik tangga sedikit demi sedikit
Ada pepatah mengatakan alah bisa karena biasa. Jadi aku harus membiasakan diri naik ke tempat yang tinggi. Tentu saja bertahap. Maka aku menaiki tangga pelan-pelan, sedikit demi sedikit. Jika sudah terbiasa naik sampai anak tangga kelima dan rasanya tak gemetar, aku melanjutkannya lagi hingga lebih tinggi.

2. Mencoba rileks dan membayangkan hal-hal menyenangkan saat berada di atas
Aku sadar ketakutanku karena membayangkan berbagai hal yang bersifat negative sehingga membuatku gentar sebelum melangkah naik. Aku harus bisa menanamkan pikiran positif agar membuatku semangat naik ke atas. Dengan membayangkan hal-hal yang menyenangkan membantuku bersemangat naik ke atas.

3. Mengunjungi tempat wisata pegunungan atau perbukitan
Jika ada kesempatan berlibur aku lebih memilih lokasi yang berbukit. Biasanya tempat wisata seperti itu jalanannya menanjak tapi sudah dibentuk teratur. Beberapa diantaranya sudah ditata rapi dengan batu-batu maupun paving block, sehingga memudahkan pengunjung untuk menikmati pemandangannya. Banyaknya pengunjung juga membuatku lebih semangat untuk menuju puncak.

4. Berdoa agar selalu dilindungi dan dalam kondisi aman
Tak diragukan lagi, bahwa kekuatan doa sangatlah besar. Dengan memohon pada Allah, pikiran akan menjadi lebih tenang sehingga bisa mengurangi kekhawatiran yang muncul.

Kini aku tak setakut jaman dulu. Aku telah berani naik escalator, jembatan penyeberangan tanpa jongkok tentu saja. Meski belum hilang, namun setidaknya sudah berkurang. Sahabat punya pengalaman yang sama?

#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#HariKeLima

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar