Bismillaah, menuliskan pengalaman lebaran tahun ini untuk introspeksi diri dan pengingat di masa datang.
Lebaran, saatnya bertemu dengan banyak orang. Yang jarang berjumpa di hari-hari biasa ada kesempatan bertukar berita. Demi rindu yang tersimpan membuat kita antusias bercerita dan bertanya apa saja. Bertemu kembali dengan kawan lama tanpa sadar memancing pembicaraan yang kurang produktif.
"Eh, gimana kabar si A? Udah lama hilang kontak dengannya", tanya saya.
Kawan saya dengan semangat menjawab, "Dia kan begini dan begitu...Tau nggak sebenarnya dia itu..."
Saya terdiam. Merasa ada yang salah dalam percakapan ini. Maksud hati ingin menyambung silaturahmi, namun bisa jadi terjebak dalam ghibah tanpa disadari. Alih-alih lebaran kita mengubah diri lebih baik pasca Ramadhan, malah menambah dosa dengan bergosip ria.
Teringat materi komunikasi produktif dalam kelas Bunda Sayang IIP dan hadits tentang bicara yang baik atau diam. Aaahh..masih tertatih lisan ini untuk menjadi lebih bermanfaat.
Kiranya ada beberapa hal yang saya catat agar meminimalkan ghibah tak sengaja :
1. Tanyakan kabar secara umum
2. Jika lawan bicara mulai bergosip, coba alihkan dengan sopan.
3. Jika ingin memberikan saran, katakan dengan santun, tanpa menggurui
4. Jika mendengar suatu kabar atau kisah tentang seseorang, sebaiknya tidak membicarakan tentang orangnya, namun mengambil hikmah atas peristiwa tersebut.
5. Jangan mengungkit masa lalu yang memancing ghibah
Tak mudah memang menjaga lisan. Tapi terus belajar untuk memperbaikinya merupakan usaha mendapat ridho-Nya, in sya Allah...
#TulisanSyawal
#MenjagaSemangat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar